Selamat datang di Annur Pendidikan

Guru Teladan Illahi

Selasa, 04 Agustus 20090 komentar

Guru Teladan di Bawah Bimbingan Allah
Ateng Nurjaman, S.Pd.


Ahmad Syauqi, penyair Mesir berkata, “Berdirilah untuk menghormati guru dan agungkanlah dia. Guru itu hampir seperti seorang Rasul.”
Saudaraku, Bapak/Ibu Guru …, dengan pena Kau ajari umat-umat masa silam. Kau keluarkan akal dari kegelapan dan Kau tunjuki cahaya terang sebagai jalan. Dengan tanganmu Kau cetak akal seperti besi berkarat kadang halus mengkilap. Apabila Kau tidak adil, akan sedikit mengalir roh keadilan di tengah para siswa. Jika Kau berbuat salah sedikit saja, akan lahirlah pelajar yang lebih buruk darinya. Jika Kau memberi pengarahan dengan dorongan hawa napsu dan ghurur (lupa diri) maka terjadilah sebuah penyesatan.
Guru bukan sekedar pahlawan tanpa tanda jasa. Ia memiliki peran yang sangat besar bagi terbentuknya kepribadian suatu generasi. Di tangan merekalah pendidikan generasi yang akan melanjutkan perjuangan kemuliaan umat ini berada. Seorang guru tidak hanya bertugas mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Tetapi, ia juga bertugas membimbing generasi umat ini untuk meniti jalan Allah. Inilah salah satu yang diungkapkan dalam risalah ini. Masih banyak sisi lain yang akan kita temui untuk mensosialisasikan Guru Teladan di Bawah Bimbingan Allah.
Guru teladan, adalah suatu anugerah yang pantas disandang oleh guru yang telaten dalam pengabdiannya sebagai agen pendidikan. Bahkan pemerintah pun bersama jajaran terkaitnya dalam hal ini Dinas Pendidikan setempat telah menggulirkan surat sakti sertifikasi walau ada yang memplesetkan sebagai guru telat dan edan. Kenyataan terkadang membuat perasaan para mesin pendidik ( guru ) meradang dan sedih dengan adanya ulah oknum yang tidak bertanggung jawab dengan menyudutkan posisi guru dalam sertivikasi hanyalah fakta dekadensi moral yang luar biasa. Orang-orang yang bertekad lemah, kadang menyatakan bahwa guru teladan atau pun meminjam istilah Guru bersertifikat tidak bisa diharapkan, tak ada harapan akan perbaikan mutu dan kualitas pendidikan, hanyalah popularitas dan mengejar ladzat ( nikmat ) duniawi semata. Sedang kebobrokan dan kebiasaan yang menghianati empat kompetensi guru ( kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional ) akan tetap mendarah daging yang menghiasi buaian alam mimpi. Adanya sebutan guru bomis (guru yang datangnya hari Rabu dan Kamis), guru galtu ( guru yang datangnya tanggal satu ) hanya menunggu gaji di akhir bulan, guru makayangan dan sebutan lainnya meminjam istilah Bapak Mohamad Surya …, akan menjadi pemandangan umum yang menghiasi singgasana pendidikan abad ini.
Menanggapi munculnya opini seperti tadi dari mana pun adanya perlu disikapi dengan bijak, tidak perlu dikomentari terlalu jauh yang hanya akan membuang energi mubadzir semata.. Tapi, impian hari ini adalah kenyataan esok hari. Guru hanya perlu bekerja dan meninggikan bendera kebajikan. Tak ada pahala yang sia-sia, tak ada hal yang sulit bagi guru, sebab Allahlah yang menolong anda.
Maka sepantasnyalah guru memiliki beberapa karakteristik, Tujuh Pilar Sukses, dan misi Guru Teladan sebagai nakhoda bahtera reformasi dalam kehidupan. Dengan demikian, pada tempatnya lah bila guru mensyukuri dengan menempatkan ilmu sebagai salah satu keutamaan dalam profesi. Lebih jauh guru harus memberikan layanan yang terbaik di bidang pendidikan bagi anak bangsa yang haus akan ilmu. Dalam rangka itulah, guru mesti buka topi dan perlu acungkan jempol kepada Pemerintah dengan adanya seleksi ketat untuk menggiring pada sertivikasi guru dalam jabatan ke arah yang maslahat dengan warning akan dicabut kembali anugrah label sertivikasi kepada mereka yang dalam pelaksanaannya di lapangan sangat bertolak belakang. Tanpa sinergi antara karakteristik, tujuh pilar sukses, dan misi guru teladan dengan Dinas Pendidikan terkait, penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional, tentu akan sangat sulit untuk tercapai.
Karakterikstik Guru Teladan
Karakteristik akidah, akhlak, dan perilaku. Guru harus berakidah bersih dari bid’ah dan kesesatan. Guru konsisten menjalankan ibadah wajib dan sunah serta menjauhi haram dan makruh baik dengan perkataan, perbuatan lahir maupun batin. Guru merasa diawasi Allah swt. (muraaqabah) dan muhasabah (introspeksi). Guru menyadari kekurangan diri. Termotivasi dalam menyebarkan ilmu dan mencari pahala serta berakhlak mulia. Keteladanan dalam dua sisi hidup baik di luar sekolah seperti : Zuhud, mengatur waktu, mengabdi pada umat, menjauhkan diri dari rejeki yang rendah/hina, maupun keteladanan di kelas seperti : Niat ibadah kepada Allah, berdo’a, berwibawa, teladan dalam (perkataan, perbuatan, dan perilaku), dan menjaga harga diri. Karakteristik yang berkaitan dengan penampilan. Bebas dari penyakit menular, suara yang bersih tidak gagap atau volume suara yang lemah, memperhatikan penampilan. Karakteristik profesional. Kuasai materi pelajaran, sukarela, kesiapan alami (fitrah) tidak melamun dan cepat tanggap, menguasai metode, suara sedang dan perlahan dalam penyampaian serta mengulang pembelajaran, siap mental dan fisik serta waktu juga ilmu.
Tujuh Pilar Sukses Guru Teladan
Saudaraku, Bapak/Ibu Guru … masihkah berpedoman dalam tujuh pilar sukses ? Pertama, semangat yang terkontrol. Guru mesti memberikan hal baru, tambahan informasi, perhatian dan didikan yang baik terhadap siswa-siswi. Kedua, Ilmu yang terus berkembang. Guru harus menguasai dua dimensi sifat kelebihan, yakni kelebihan horizontal ( pengetahuan luas ) dan kelebihan vertikal ( menguasai bidangnya secara mendalam ). Ketiga, rencana yang rapi. Perencanaan itu mesti dalam waktu tertentu agar kehidupan guru tidak kacau dan agar bisa menyelesaikan mata pelajaran tepat pada waktunya. Keempat, Variasi kecerdasaan ( akal ). Guru harus menjadi bapak bagi siswa-siswi dalam ikatan batin, menjadi syeh dalam pendidikan rohani, menjadi guru dalam penyampaian ilmu, dan menjadi pemimpin dalam politik umun. Kelima, kepemimpinan guru yang biajaksana. Pimpinlah mereka dengan akhlak, tanamkan keimanan kepada Allah swt.dan kebanggaan kepada Islam, tumbuhkan kecintaan kepada tanah air. Keenam, menjaga celah. Guru sebagai mujahid di bidang pendidikan, harus menundukkan sejarah untuk melahirkan para cendikiawan di dunia ini, berpikirlah lebih maju dan tuangkan ide berlian untuk kemajuan dunia pendidikan jangan sampai mandul karena terkekang dan takut dikucilkan yang merupakan manifestasi reformasi pendidikan.. Ketujuh, tidak mengenal putus asa. Guru wajib berusaha, biji yang ditanam tidak akan mati Allah akan memperhitungkan tetesan keringatmu asalkan berpayung pada mardhatillah.
Misi Guru Teladan
Alangkah mulianya misi guru teladan dalam kebangkitan umat dan pembentukan akal anak didik. Siswa-siswi sekarang adalah para pemimpin masa depan, arahkan mereka dengan benar, mereka akan keluar menjadi generasi yang berwawasan luas dan beriman kepada Allah swt. Semangat jihad akan mengalir dalam jiwa mereka dan mencintai pekerjaan demi mendapat ridha Allah swt., bukan demi keuntungan duniawi yang fana, hal ini akan membebaskan dari penyakit kemunafikan. Pendidikan merupakan lahan yang paling subur untuk dakwah, tularkan cahaya iman kepada siswa-siswi dan berikan pengaruh dengan nasihat dan prilaku yang baik sehingga hati mereka terbuka untuk menerima dakwahnya. Hati mereka akan hidup dengan dakwahnya seperti benih-benih yang berubah menjadi bunga dan buah jika ada orang yang merawatnya. Pahala yang besar dari Allah swt., arahkan siswa-siswi untuk melakukan suatu kebajikan, guru akan mendapat pahala setiap kali ada yang melaksanakan kebajikan tersebut. Bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya, manfaatkan amanah untuk menyelamatkan siswa-siswi dari aliran-aliran sesat materialisme yang akan menjebak mereka. Memerangi kerusakan dan aliran-aliran perusak, singkirkan jauh-jauh teladan yang buruk dalam tabarruj dan memuji-muji budaya barat seperti ikhtilat dan permisivisme dengan klaim kebebasan individu. Pendidikan dan pengajaran adalah medan jihad, mendidik siswa-siswi yang berwawasan luas dan beriman kepada Allah swt., tidak kalah pentingnya dari jihad dengan rudal dan senapan. Amaliah guru adalah rasa bukan perasaan, jihadmu adalah kalbu bukan napsu.
Semoga Allah swt., mengangkat derajat, harkat, dan martabat profesi guru fidunya wal akhirat. Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh

Penulis : Guru SDSN Negeri 3 Ciamis
Alamat : Jalan Jenderal Sudirman No. 32 Ciamis
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. An-nur Pendidikan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger